barang siapa menginginkan dunia maka dia harus berilmu, barang siapa menginginkan akhirat maka dia harus berilmu. untuk mempelajari agama islam harus berilmu, untuk memahami islam harus memahami Al-Qur'an dan hadits. untuk memahami Al-Qur'an dan hadits harus mengerti bahasa Arab. salah satu element bahasa arab adalah ilmu shorof. semoga Allah meridhoi kita semua, amin.

Selasa, 15 November 2011

Isim Maf'ul dan Pentasrifannya


ISIM MAF'UL DAN PENTASRIFANNYA

ثُمَّ اسْمُ مَفْعُوْلٌ لِسَـبْعٍ يَأْتِى        *                 مَفْعُـوْلَةٌ وَثَنِّ مَفْعُـوْلَاتٌ
كَذَاكَ مَفْعُوْلٌ مُثَـنَّاهُ وَمَفْـ         *     ـعُوْلُوْنَ ثُمَّ جَمْعُ تَكْسِيْرٍ يُضَفْ

" مَفْعُـوْلَةٌ " adalah mufrod muannats seperti contoh : مَنْصُوْرَةٌ   
" وَثَنِّ "  maksudnya adalah tasniyah muannatsnya isim maf'ul dengan wazan مَفْعُوْلَتَانِ   seperti contoh مَنْصُوْرَتَانِ   
" مَفْعُـوْلَاتٌ " adalah jamak muannats salim seperti contoh: مَنْصُوْرَاتٌ   
" مَفْعُوْلٌ " adalah wazan mufrod mudhakkar seperti contoh مَنْصُوْرٌ.
" مُثَـنَّاهُ " maksudnya adalah bahwa wazan tasniyah mudhakkar dari wazan مَفْعُوْلٌ adalah مَفْعُوْلَانِ  seperti contoh: مَنْصُوْرَانِ 
" مَفْعُوْلُوْنَ "  adalah wazan dari jamak mudhakkar salim dari isim maf'ul seperti contoh: مَنْصُوْرُوْنَ . Sedangkan wazan jamak taksir dari isim maf'ul adalah مَفَاعِيْلَ  seperti contoh مَنَاصِيْرَ .

Tabel 1. jamak taksir katsroh
الجمع
الأحكام
الأمثلة
فُعَـلَةٌ
Berlaku dalam sifat yang berwazan فاعِل  yang berupa huruf ilat lam fiilnya
رَامٍ رُمَاةٍ , قَاضٍ قُضَاةٍ
فَعَـلَةٌ
Berlaku dalam sifat yang berwazan فاعِل  yang berupak huruf sohih lam fiilnya
كَامِلٍ كَمَلَةٍ , طَلِبٍ طَلَبَةٍ
فُعَّـلَ
Berlaku dalam sifat yang berwazan فاعِل dan wazan فاعِلة yang berupa huruf sohih lam fiilnya sedangkan dalam kalimat yang berupa huruf ilat lam fiilnya hukumnya langka/sedikit.
عَادِلٍ عَادِلَةٍ عُدَّلٍ   (berlaku)
غَازٍ غَازِيَةٍ غُزًّى  ( Langka )
فُعَّـالَ
Berlaku dalam sifat yang berwazan فاعِل yang lam fiilnya berupa huruf sohih. Sedangkan bila lam fiilnya berupa huruf ilat hukumnya langka/sedikit.
عَاذِلٍ عُذَّالٍ  ( Berlaku )
غَازٍ غُزَّاءٍ ( Langka )

Tabel 2. jamak taksir katsroh
الجمع
النمرة
الاحكام
الامثلة
فَـوَاعِـلُ  

1
Berlaku dalam isim yang berwazan فَوْعَلَ
جَوْهَرَ جَوَاهِرَ
2
Berlaku dalam isim yang berwazan فَاعَلٍ
خَاتَمٍ خَوَاتِمَ
3
Berlaku dalam isim yang berwazan فَاعِلٍ baik yang berupa alam (nama )  atau bukan
جَابِرٍ جَوَابِرَ
4
Berlaku dalam sifat bagi perempuan yang berakal dan berwazan فَاعِلٍ
حَائِضٍ حَوَائِضَ
5
Berlaku dalam isim yang berwazan فَاعِلاءَ
قَاصِعَاءَ قَوَاصِعَ
6
Berlaku dalam sifat laki-laki yang tidak berakal dan berwazan فَاعِلٍ
صَاهِلٍ صَوَاهِلَ
7
Berlaku dalam sifat perempuan yang ber wazan فَاعِلَةٍ
ضَارِبَةٍ ضَوَارِبَ
8
Berlaku dalam isim baik alam (nama ) maupun tidak yang berwazan فَاعِلَةٍ
فَاطِمَةٍ فَوَاتِمَ ,
 نَاصِيَةٍ نَوَاصِيَ
9
Syad dalam sifat laki-laki berakal yang berwazan فَاعِلٍ
فَارِسٍ فَوَارِسَ
10
Ditambahkan berlakunya dalam isim yang berwazan فَوْعِلَةٍ
صَوْمِعَةٍ صَوَامِعَ

" فَائِدَةٌ    "
Jamak taksir adalah kalimat yang menunjukkan arti lebih banyak dari dua dengan adanya perubahan yang jelas seperti lafadh رَجُلٌ menjadi رِجَالٌ   , atau perubahan yang dikira-kirakan seperti lafadh فُلْكٍ  yang digunakan untuk makna mufrod yaitu satu perahu dan makna jamak yaitu beberapa perahu.
Jamak taksir ditinjau dari banyak sedikitnya dapat dibagi menjadi 2, pertama yaitu jamak katsroh                   (جمع كثرة   ) yaitu kalimat yang menunjukkan arti lebih dari 10 sampai jumlah yang tak terbatas. Kedua yaitu jamak qillah ( جمع قلة   ) yaitu kalimat yang menunjukkan arti 3 sampai 10. Jamak qillah ini mempunyuai 4 wazan :
1.                  أفْعِلَةٍ  seperti contoh أسْلِحَةٍ   ( beberapa pedang )
2.                  أفْعُلٌ  seperti contoh أفْلُسٍ  ( beberapa uang )
3.                  فِعْلَةٌ  seperti contoh فِتْيَةٌ   ( beberapa perempuan muda )
4.                  أفْعَالٌ  seperti contoh أفْرَاسٍ   ( beberapa kuda )
Selain 4 wazan di atas bila kita temui jamak taksir yang tidak berwazan seperti 4 wazan di atas maka jamak taksir itu adalah jamak katsroh. Sedang wazan-wazan dan contoh-contoh dari jamak katsroh dapat antum lihat dalam tabel di atas. Dan jumlah dari wazan-wazan jamak taksir yang katsroh banyak sekali dapat kita temui di kitab-kitab yang lebih besar lagi.

لا تجمعنْ تكسيرا نحو مكرم  #  ومضروب عن رأي ابن هشام

Menurut Ibnu Hisyam “ sifat dari fiil tsulasi mazid mujarrod tidak dapat dijamak taksirkan dengan wazan مفاعل   atau wazan مفاعيل seperti lafadz مُكْرَمٌ dan مضروب . . dan bila ditemukan fiil tsulasi mujarrod maupun mazid yang jamak taksirnya berwazan مفاعل   atau wazan مفاعيل maka hukumnya syadz seperti lafadz مُرْضَعٍ  yang dijamakkan dengan مَرَاضِعَ .

فَعْلٌ وفَعْلَةٌ فُعَالٌ لهما  #  وقلَّ فيما عينه اليا منهما
وفَعْلٌ ايضا له فِعَالٌ  #  مالم يكن فى لامه اعتلالٌ
اويك مضعفا ومثل فَعَلٍ   #  ذو التا وفَعِلٌ مع فُعِلٌ فاقبل
وفى فَعِيلٍ وصف فاعل وردّ   #  كذاك فى انثاه ايضا اطَّرد
وشاع فى وصف على فَعْلَانَ  #  او أنثييه او على فُعْلَان
ومثله فُعْلَانَة والهَمْزَ فى  #  نحو طويل وطويلة تفى

Diantara wazan-wazan jamak taksir adalah seperti dalam tabel berikut :

الجمع
النمرة
المطّرد
الأمثلة
فِعَالٌ
1
Berlaku di dalam isim dengan wazan فَعْلٌ  dan فَعْلَةٌ  yang bukan binak naqis dan bukan mudhoaf
كَعْبٍ كِعَابٍ ,        جَدْلَةٌ جِذَالٌ   


Berlaku di dalam sifat dengan wazan فَعْلٌ  dan فَعْلَةٌ  yang bukan binak naqis dan bukan mudhoaf
صَعْبٍ صِعَابٍ ,      قَصْعَةٌ قَصَاعٌ

2
Berlaku di dalam isim dengan wazan فَعَلٌ  dan فَعَلَةٌ  yang bukan binak naqis dan bukan mudhoaf
جَبَلٌ جِبَالٌ , جَمَلٌ جِمَالٌ
رَقَبَةٌ رِقَابٌ , ثَمْرَةٌ ثِمَارٌ

3
Berlaku dalam isim dengan wazan فِعْلٌ  dan wazan فُعْلٌ yang bukan binak ajwaf dan bukan naqis ya’i
قِدْحٌ قِدَاحٌ
رُمْحٌ رِمَاحٌ

4
Berlaku dalam sifat dengan wazan فَعِيْلٌ  dan wazan فَاعِلَةٌ yang menggunakan makna wazan فَاعِلٍ dan bukan binak naqis
ظَرِيْفٌ ظِرَافٌ
ظَرِيْفَةٌ ظِرَافٌ

5
Berlaku dalam 3 sifat yang mengikuti wazan فَعْلَانُ, فَعْلَى dan فَعْلَانَةٌ
غَضْبَانُ غِضَابٌ
غَضْبَى غِضَابٌ
نَدْمَانَةٌ نِدَامٌ

6
Berlaku dalam 2 sifat yang mengikuti wazan فُعْلَانُ  dan wazan فُعْلَانَةٌ
خُمْصَانُ خِمَاصٌ
خُمْصَانَةٌ خِمَاصٌ

7
Berlaku dalam 2 sifat yang mengikuti wazan فَعِيْلٌ  dan wazan فَعِيْلَةٌ dengan menggunakan makna wazan فَاعِلٌ , bukan binak naqis dan bukan binak ajwaf wawi.
طَوِيْلٌ طِوَالٌ
طَوِيْلَةٌ طِوَالٌ

شرط المثنى أن يكون معربا  #  ومفردا منكرا ما ركبا
موافقا فى اللفظ والمعنى له  #  مماثل لم يغن عنه غيره

Ada 8 syarat dalam mentasniyahkan sebuah kalimat isim :
  1. الافراد : artinya bermakna tunggal, dengan demikian kalimat isim yang sudah ditasniyahkan tidak dapat ditasniyahkan lagi. Begitu pula kalimat yang jamak tidak dapat ditasniyahkan, baik jamak taksir, jamak mudzakkar salim maupun jamak muannats salim.
  2. المعرب : artinya isim yang bisa di i’robi dengan i’rob rofak, nashob maupun jer. Sedangkan isim yang tidak dapat di i’robi (mabni) tidak dapat di tasniyahkan.
  3. النكرة : artinya isim yang bisa ditasniyahkan harus bermakna nakiroh (umum) sedangkan kalimat isim yang makrifat (khusus) tidak dapat dimakrifatkan. Seperti زَيْدٌ  yang dijadikan nama orang tidak dapat di tasniyahkan. Apabila ada 2 orang yang bernama زيد  dan ingin ditasniyahkan harus ditambah ال menjadi الزيدان .
  4. Tidak tersusun dari 2 kalimat atau lebih
  5. 2 kalimat yang akan ditasniyahkan harus mempunyai lafadz yang sama.
  6. 2 kalimat yang akan ditasniyahkan harus mempunyai makna yang sama.
Contoh : lafadz أسد  yang berarti singa dan lafadz أسد yang berarti julukan seseorang yang pemberani tidak dapat ditasniyahkan menjadi أسدان .
  1. Kalimat yang akan ditasniyahkan, di dalam kenyataannya harus ada 2 atau lebih. Lafadz شَمْسٌ tidak dapat di tasniyahkan menjadi شَمْسَانِ karena شَمْسٌ yang berarti matahari didunia hanya ada satu.
  2. Kalimat isim yang tasniyahnya tidak dicukupi oleh tasniyah dari kalimat lain. Seperti contoh lafadz سَوَاءٌ tidak dapat ditasniyahkan karena sudah dicukupi oleh tasniyahnya lafadz سِيٌّ yaitu lafadz سِيَّانِ.